Rabu, 23 Juli 2008

Lebih dari 14 Juta Manusia Butuh Bantuan Pangan

NAIROBI, SELASA- Lebih dari 14 juta manusia di seluruh Afrika saat ini hanya bisa bergantung pada bantuan pangan dan bantuan lain untuk bertahan hidup akibat kekeringan dan kenaikan harga pangan.
Krisis pangan itu utamanya terjadi di Ethiopia adn Somalia, dua negara paling miskin di dunia. di sana, banyak sekali keluarga yang hanya bisa makan sehari sekali, sementara yang lainnya memilih untuk memberi makan anak-anaknya atau mengirim mereka ke sekolah agar mendapat bantuan makan.
"Ini sudah jauh lebih dari sekadar mengencangkan ikat pinggang," kata Ketua Bantuan PBB untuk Somalia, Mark Bowden. "Orang-orang sudah mengurangi asupan makanannya. Kita tinggal menunggu hitungan bulan untuk menuju krisis lebih parah," tambahnya.
Dalam perkiraan Bowden, sekiar 3,5 juta manusia, separuhnya di Somalia, membutuhkan bantuan segera sebelum akhir tahun ini. "PBB telah menyatakan bantuan sekitar 637 juta dollar Amerika untuk Somalia, tetapi baru sepertiganya yang dipenuhi," tambah Bowden.
Untuk seluruh dunia, krisis pangan menerpa hampir satu miliar manusia. Dalam sebuah pertemuan PBBB, 181 negara sepakat untuk mengurangi pembatasan perdagangan pangan dan mendongkrak produksi pertanian untuk memerangi kenaikan harga pangan. Akan tetapi, di Afrika produksi pangan dihantam kekeringan, sehingga hampir seluruh kawasan terompet Afrika seperti Ethiopia, Eritrea, Somalia, kenya, dan Djibouti mengalami dua kali pukulan.
Juru bicara Program Pangan Dunia yang berbasis di Nairobi, Peter Smerdon, menyatakan, curah hujan yang diperkirakan turun pada bulan September-Oktober mungkin bisa mengatasi sedikit krisis pangan di Afrika. Akan tetapi itu pun masih dihantuai kekhawatiran bahwa hujan mungkin tidak akan turun.
"Jika itu terjadi (hujan tak turun), jumlah penduduk yang kelaparan akan meledak," katanya.
Dahir Abdi Salah (38), seorang ayah dengan tiga anak yang tinggal di luar ibukota Somalia menyatakan, setahun lalu keluarganya masih bisa makan secara baik: pagi sarapan pancake, siang spaghetti, dan malam kedelai. Sekarang, katanya, anak-anaknya yang berusia 2, 5, dan 6 tahun hanya makan satu kali sehari.
"Mereka hanya makan bubur sekali sehari. Sesekali kami mendapatkan sereal dari lembaga bantuan," kata Dahir.
Khususnya di Somalia, krisis pangan ini bisa menjadi sangat serius, bukan hanya karena kekeringan dan tanahnya yang tandus, melainkan juga tidak berfungsinya dengan baik pemerintahan sejak perang berkepanjangan yang melahirkan pemerintahan diktator pada tahun 1991.

Gempa Kuat Landa Jepang Utara

TOKYO--MI: Gempa kuat dengan skala 6,8 skala Richter mengguncang Jepang bagian utara, Rabu (23/7), tetapi tidak ada tanda-tanda bakal memunculkan tsunami. Demikian diungkapkan pihak meterorologi Jepang.

Pusat gempa berada di kedalaman 120 km yang terletak di wilayah Iwate. NHK melaporkan beberapa ruas tol ditutup, demikian pula dengan beberapa jalur kereta api di wilayah itu.

Dilaporkan pula tidak ada kerusakan berat menerpa wilayah itu. Fasilitas nuklir di pembangkit listrik Tohuru tetap berjalan normal, kecuali satu unit yang sedang dalam perawatan berkala. (Reuters/OL-03)