Rabu, 23 Juli 2008

ASEAN Tolak Intervensi Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand

AFP/ TANG CHHIN SOTHY
Inilah Kuil Preah Vihear yang diperebutkan oleh Kamboja dan Thailand. Tampak para biksu sedang bersiap memasuki kuil bersejarah tersebut. Sejumlah pejabat kedua negara berunding untuk mengakhiri ketegangan di kawasan kuil. Sejauh ini belum ada titik temu. Thailand mengerahkan 500 tentara dan Kamboja menurunkan 1.000 tentara ke wilayah yang disengketakan.
[SINGAPURA] Permintaan Kamboja agar ada intervensi dari ASEAN untuk mengatasi konflik perbatasan dengan Thailand, ditolak dalam pertemuan menteri luar negeri (menlu) ASEAN, Selasa (22/7).
Perbedaan pendapat terjadi di antara para menlu, menyikapi konflik yang diwarnai pengerahan pasukan dari masing-masing negara ke perbatasan.
Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan pertemuan membahas konflik Kamboja-Thailand berlangsung dalam suasana bersahabat, meski terlihat tidak ada perkembangan dalam pertemuan itu. "ASEAN tetap pada keputusan, sesuai dengan pernyataan Ketua ASEAN, bahwa kedua pihak harus mencari solusi di antara mereka," katanya.
Sebelum pertemuan, kata dia, para menlu ASEAN terpecah antara yang berpikir situasi masih terkendali, dan yang menilai ketegangan terus meningkat. Kamboja telah meminta sesi darurat Dewan Keamanan (DK) PBB untuk meredakan konflik, setelah pertemuan bilateral Kamboja-Thailand, Senin (21/7), gagal menemukan solusi.
Menlu Malaysia Rais Yatim mengatakan konflik Kamboja-Thailand bukan hanya sekadar masalah antara dua negara, tapi juga ujian bagi ASEAN. Namun Menlu Indonesia Hassan Wirajuda mengatakan yang jadi persoalan adalah dua pihak yang terlibat konflik tidak sepakat untuk adanya intervensi ASEAN. Wirajuda merujuk pada penolakan Thailand.
Thailand terus bersikeras untuk menyelesaikan masalah secara bilateral, dan menolak campur tangan pihak lain.
Pengadilan Internasional pada 1962 telah menyatakan Kuil Preah Vihear adalah milik Kamboja. Namun akses masuk menuju kuil dari abad ke-11 itu ada dalam wilayah Thailand. Wilayah di sekitar kuil itu juga masih menjadi sengketa.
Thailand memperkirakan akan kehilangan wilayah seluas 4,6 km2 dengan klaim Kamboja atas kuil kuno yang berada di puncak gunung itu.
Lebih lanjut, Thailand mengatakan bahwa Kamboja menggunakan peta lama saat Kamboja masih dijajah Prancis, yang menempatkan kuil ke dalam wilayah Kamboja. [AFP/B-14]

0 komentar: